Sahabat Fillah, tak terasa dua hari lagi kita akan bertemu kembali dengan Hari Raya Idul Adha. Menjelang perayaan Idul Adha ini, ada beberapa amalan sunnah yang baik dilakukan oleh umat Islam sebagai salah satu ibadah tahunan. Biasanya, seluruh umat Islam menjalankan puasa sehari sebelum perayaan Idul Adha yang kita kenal dengan puasa arafah, yang dilaksanakan pada tanggal 9 Dzulhijjah.
Namun, selain puasa arafah ini, ternyata ada beberapa amalan-amalan sunnah lainnya menjelang Idul Adha. Apa saja amalan-amalan sunnah itu? yukk kita simak penjelasan di bawah ini!
Mengumandangkan Takbir
Seluruh umat Islam dianjurkan untuk mengumandangkan takbir di setiap masjid, mushola, dan rumah-rumah pada malam Hari Raya Idul Adha. Pengumandangan takbir ini dimulai sejak terbenamnya matahari hingga imam naik ke mimbar untuk khutbah pada saat shalat Idul Adha dan berakhir pada hari tasyrik tanggal 13 Dzulhijjah.
Sebagaimana termaktub dalam kitab Raudhatut Thalibin yang artinya, “Disunnahkan mengumandangkan takbir pada malam hari raya mulai terbenamnya matahari, dan sangat disunnahnya juga menghidupkan malam hari raya tersebut dnegan beribadah.”
Allah SWT berfirman dalam al-qur’an surat Al-Hajj ayat 28 yang artinya, “…supaya mereka berdzikir (menyebut) nama Allah pada hari yang telah ditentukan….” Adapun yang dimaksud berdzikir apada ayat ini adalah takbiran. Allah juga berfirmn yang artinya, “.…Dan berdzikirlah (dengan menyebut) Allah dalam beberapa hari yang berbilang…” (QS. Al-Baqarah:203). Ibn Abbas menjelaskan bahwa maksud dari hari yang berbilang disini adalah hari tasyriq tanggal 11,12,13 Dzulhijjah.
Mandi Sebelum Shalat Idul Adha
Sebelum datang ke masjid atau lapangan, umat Islam dianjurkan untuk mandi dan membersihkan diri terlebih dahulu. Hal ini boleh dilakukan mulai pertengahan malam, sebelum waktu shubuh, dan yang paling utama adalah sesudah waktu shubuh. Dikarenakan tujuan dari mandi adalah membersihkan anggota badan dari kotoran, bau yang tidak sedap, dan menyegarkan tubuh, maka mandi sebelum waktu berangkat adalah yang paling baik.
Memakai Pakain Terbaik
Saat Hari Raya Idul adha, kita juga dianjurkan untuk memakai pakaian terbaik yang kita miliki, dna yang terpenting adalah pakaian tersebut bersih dan suci. Dalam kitab
Diriwayatkan dari Abdullah bin Umar r.a beliau menceritakan, “Umar mengambil sebuah jubah dari sutera. Dia membelinya di pasar. Kemudian dia memberinya untuk Rasulullah SAW; beliau katakan, ‘Wahai Rosululllah, aku membeli jubah ini supaya engkau bisa berhias dengan menggunakannya ketika hari raya dan ketika engkau menyambut tamu.’ lantas Rosulullah SAW bersabda, ‘ini adalah baju orang kafir (yang tidak punya bagian di akhirat).” (HR. Bukhari, no 948; muslim, no 2068)
As-Sindi menjelaskan bahwa dari hadist tersebut dapat diketahui tajjammul (berhias) pada hari raya merupakan kebiasaan yang mengakar di tengah mereka dan itu tidak diingkari oleh Nabi, sehingga disimpulkan, itu kebiasaan yang dilestarikan.
Tidak Makan Sebelum Sholat Idul Adha
Amalan sunnah selanjutnya yaitu anjuran untuk tidak makan sebelum sholat Idul Adha. Hal ini dikarenakan pada hari tersebut umat Islam yang mampu disunnahkan untuk berqurban. Oleh karenanya, anjuran tersebut diterapkan agar kita nantinya bisa menyantap hewan qurban.
dalam hadist disebutkan, “Rosulullah SAW biasa berangkat sholat ied pada hari Idul Fitri dan beliau makan terlebih dahulu. Sedangkan pada hari Idul Adha, beliau tidak makan lebih dulu kecuali setelah pulang dari sholat ied baru beliau menyantap hasil qurbannya.” (HR. Ahmad 5:352, Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa hadist ini hasan)
Berjalan Kaki Menuju Tempat Sholat
Diantara perbuatan sunnah yang telah dicontohkan Nabi Saw pada saat keluar rumah dlaam rangka melaksanakan sholat ied di masjid atau lapangan adalah berjalan kaki. Nabi selalu berjalan kaki ke tempat sholat ied dan tidak pernah mengendarai kendaraan.
Dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Imam Syafii disebutkan, “Rosulullah Saw tidak pernah berkendaraan ketika hendak melaksanakan sholat ied maupun ketika menghadiri jenazah.” Juga disebutkan dalam hadist riwayat Imam Ibnu Majah dari Ibnu Umar, dia berkata; “Rosulullah Saw biasa berangkat melaksanakan sholat ied dengan berjalan kaki, begitu pula ketika pulang dengan berjalan kaki.’
Mengambil Jalan Berbeda Saat Berangkat dan Pulang Sholat
Amalan sunnah saat Idul Adha yang terakhir adalah dengan mengambil jalur/jalan yang berbeda saat berangkat dan pulang sholat ied. Rosulullah Saw bersabda yang artinya, Dari Sahabat Jabir bin Abdullah ra. berkata, “Adapun Nabi Saw ketika hari raya Idul fitri lewat jalan yang berbeda.” (HR. Bukhari)
Adapun hikmah dari mnegambil jalur yang berbeda ini salah satunya adalah untuk menyambung tali silaturahmi. Saat berangkat kita melewati suatu jalan bertemu dengan banyak orang dan bisa menyambung silaturahmi. Selanjutnya saat pulang kita memilih jalur yang berbeda dan bertemunya banyak orang yang brebeda. Dengan begitu jalinan silaturahmi akan semakin luas.
Dalam hadist disebutkan, “Barangsiapa yang ingin dilapangkan rizkinya dan dipanjangkan umurnya, maka hendaklah ia menyambung tali silaturahmi.” (Muttafaqun ‘alaihi)